English English Indonesian Indonesian Japanese Japanese

Penanaman yang Berwawasan Air: Sebuah Strategi Kampus Hijau yang Berkelanjutan

Air memegang peranan vital sebagai sumber utama kehidupan, yang sangat mendasar bagi kelangsungan hidup manusia maupun ekosistem tanaman. Meskipun pasokan air merupakan penunjang utama pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tantangan perubahan iklim dan musim kemarau yang semakin ekstrem menuntut adanya manajemen sumber daya air yang cerdas. Di lingkungan kampus seperti Universitas Sriwijaya (UNSRI), di mana penghijauan berfungsi sebagai paru-paru dan peneduh, mempertahankan vegetasi hijau menjadi tantangan besar yang memerlukan solusi inovatif dan berkelanjutan.

Tidak semua spesies tanaman memiliki kebutuhan air yang sama. Konsep penanaman yang berwawasan air didasarkan pada pemilihan tanaman toleran kekeringan (xerofit). Tanaman-tanaman ini secara alami telah mengembangkan mekanisme adaptasi yang luar biasa untuk bertahan hidup dengan sedikit air. Mekanisme adaptasi ini meliputi: Sistem Perakaran yang Dalam: Memungkinkan tanaman menjangkau air di lapisan tanah yang lebih dalam (contoh: Ficus benjamina / Beringin). Daun yang Dimodifikasi: Daun tebal, berlapis lilin, atau berbulu halus untuk mengurangi laju transpirasi atau penguapan air (contoh: Sansevieria). Penyimpanan Air: Kemampuan menyimpan air di batang atau daun, yang sering ditemukan pada jenis sukulen.

UNSRI telah mengambil langkah nyata dengan mengimplementasikan strategi ini sebagai bagian dari komitmennya terhadap kampus hijau. Dengan menanam spesies yang toleran kekeringan—seperti Beringin (Ficus benjamina) dan Sansevieria pearsonii—UNSRI memastikan bahwa vegetasi kampus tetap subur dan asri tanpa membebani penggunaan air secara berlebihan. Inisiatif ini bukan hanya tentang estetika, tetapi juga merupakan sebuah model pembelajaran bagi seluruh sivitas akademika mengenai konservasi lingkungan.

Penerapan penanaman toleran kekeringan memberikan sejumlah manfaat signifikan yakni

Konservasi Air: Mengurangi kebutuhan penyiraman secara drastis, menghemat air tanah dan air PDAM kampus yang dapat dialihkan untuk kebutuhan vital lainnya, Pengurangan Biaya Operasional: Mengurangi biaya perawatan dan tenaga kerja yang terkait dengan irigasi intensif, Ketahanan Ekologis: Menciptakan lanskap kampus yang lebih tahan banting terhadap fluktuasi cuaca dan potensi ancaman kekeringan di masa depan dan Pendidikan Lingkungan: Menjadi sarana edukasi langsung bagi mahasiswa, dosen, dan staf tentang pentingnya memilih tanaman yang sesuai dengan kondisi iklim lokal.

Program ini dapat diperluas dengan inventarisasi dan penambahan lebih banyak jenis tanaman lokal toleran kekeringan, serta melakukan penelitian bersama mahasiswa untuk mengukur efisiensi penggunaan air (Water Use Efficiency/WUE) dari tanaman yang telah ditanam. Langkah ini akan memperkuat posisi UNSRI sebagai institusi yang aktif dalam praktik keberlanjutan.