Inovasi, Manajemen Limbah, dan Pencegahan Pencemaran di Universitas Sriwijaya (UNSRI)
- Inovasi Produk: Royyan Jadid, Air Minum Kemasan Berkualitas Tinggi
Royyan Jadid adalah air minum kemasan yang diproduksi oleh Universitas Sriwijaya (UNSRI), melambangkan keberhasilan akademisi dalam mengaplikasikan hasil penelitian menjadi produk komersial.
Keunggulan Kualitas dan Teknologi
Royyan Jadid diposisikan dengan keunggulan segar, barokah, dan berkualitas. Inovasi utamanya terletak pada proses penyaringan menggunakan teknologi filterisasi mutakhir yang memungkinkan air mineral diolah hingga mencapai tingkat kebasaan (pH) yang tinggi.
- Tingkat pH Tinggi: Setelah serangkaian proses penyaringan yang cermat, air Royyan Jadid mampu mencapai pH hingga 10,5.
- Perbandingan Kualitas: Tingkat kebasaan (alkalinitas) yang tinggi ini menjadikannya mendekati kualitas air Zamzam dari Mekkah, yang dikenal memiliki pH hingga 11,5. Hal ini menunjukkan standar kualitas yang sangat tinggi dan menjanjikan manfaat kesehatan.
Latar Belakang dan Filosofi Nama
Nama “Royyan Jadid” digagas oleh Rektor UNSRI sebelumnya, Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE. IPU. ASEAN. Eng. Nama ini diambil dari kata Rayyan, salah satu nama pintu surga dalam ajaran Islam, yang mencerminkan harapan bahwa produk ini tidak hanya menjadi air minum unggulan, tetapi juga membawa keberkahan dan manfaat.
- Pengelolaan Lingkungan yang Bertanggung Jawab
UNSRI menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan melalui kebijakan manajemen air dan limbah yang ketat:
- Pengelolaan Limbah Laboratorium (Limbah B3)
Untuk menjaga keamanan lingkungan dan sesuai dengan regulasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), UNSRI memastikan adanya prosedur pengelolaan limbah laboratorium yang sistematis.
- Identifikasi dan Penyimpanan Aman: Semua jenis limbah cair berbahaya (termasuk bahan kimia, biologis, dan radioaktif) dari kegiatan penelitian dan praktikum laboratorium harus diolah atau disimpan secara terpisah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang aman dan berizin.
- Disposisi Akhir: Limbah B3 dari TPS ini kemudian diangkut ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik UNSRI, atau dialihkan kepada pihak ketiga berizin untuk diolah hingga aman sebelum dibuang ke lingkungan, mencegah pencemaran serius.
- Pemisahan Saluran Air (Drainase vs. Sanitasi)
Salah satu aspek penting dalam pencegahan pencemaran air adalah pemisahan saluran air secara tegas di seluruh area kampus:
- Saluran Air Hujan (Drainase): Diperuntukkan hanya untuk menampung air hujan dan limpasan permukaan yang bersih.
- Saluran Air Limbah (Saluran Kotor): Dikhususkan untuk membawa greywater dan blackwater menuju sistem pengolahan (IPAL).
Pemisahan ini mutlak untuk mencegah air limbah yang terkontaminasi (terutama limbah laboratorium) mencemari air hujan, yang kemudian dapat merusak ekosistem atau menyebar kembali ke lingkungan.
III. Pencegahan Pencemaran Sistem Air
UNSRI secara aktif menerapkan proses pencegahan untuk melindungi sistem air bersih dan lingkungan dari kontaminasi, termasuk akibat insiden tak terduga:
- Tujuan: Memastikan bahwa air tercemar, terutama yang disebabkan oleh kecelakaan atau insiden (misalnya tumpahan bahan kimia) di lingkungan universitas, tidak masuk dan mencemari sistem air bersih atau badan air alami (seperti Sungai Kelekar di Indralaya).
- Prosedur Darurat: Hal ini melibatkan pelatihan respons cepat, penempatan peralatan penanggulangan tumpahan, serta mekanisme pemantauan kualitas air yang berkelanjutan untuk mendeteksi dan mengisolasi sumber pencemaran sesegera mungkin.




